ALAT-ALAT BERAT
oleh
Consultan
NGO TOPAN
AD
daftar isi :
1. Tractor
, Dozeer dan Ripper
………………………………… 2
2. Scrapers …………………………………………………………. 18
3. Excavator
: Backhoe, Shovel,
Dragline dan Clamshell ……….. 26
4. Motor Grader dan Compactor
……………………………… 46
5. Truck …………………………………………………………….. 56
6. Pondasi
dan Pile Hammer
……………………………………. 62 7.
Cranes …………………………………………………………… 70 8. Stone
Crusher ………………………………………………….. 78 9. Concrete
Plant …………………………………………………. 87 10.
Asphalt Plant …………………………………………………… 94 11. Dredger …………………………………………………………... 99
BAB I.
TRAKTOR DAN PERALATANNYA.
1. 1. TRAKTOR.
Traktor banyak digunakan pada pekerjaan pemindahan tanah secara meka nis, disamping fungsi utamanya
sebagai penarik
dan pendorong, traktor juga dapat digabungkan dengan berbagai peralatan misalnya : shovel,
ripper, dozer, scrapper dan sebagainya. Traktor tersedia dalam berbagi macam ukuran , yang disesuaikan dengan kebutuhan proyek.
Jenis traktor dapat dibedakan dalam 2 (dua) kelompok,
yakni :
1.
CRAWLER TRAKTOR.
2.
WHEEL TRAKTOR.
1. 1. 1. CRAWLER
TRAKTOR.
Crawler traktor menggunakan roda kelabang yang terbuat dari plat besi.
Traktor ini digunakan sebagai :
•
Tenaga penggerak untuk mendorong dab menarik beban.
•
Tenaga penggerak untuk winch dan alat angkut.
•
Tenaga penggerak blade (bulldozer).
•
Tenaga penggerak front and bucket loader.
Ukurannya berdasarkan besarnya daya mesin /tenaga geraknya (flywheel), mis. 65 HP; 75 HP; 105 HP, sampai 700
HP. Besarnya daya tarik dan
kemampu- an menahan
tahanan gelinding ini berpengaruh terhadap produktivitas-nya.
Kecepatan traktor juga
dibatasi antara 7 - 8 mph atau 10 - 12 km/jam.
Perbaikan traktor type crawler umumnya terbesar untuk perbaikan bagian bawah (under-carriage), kerusakan tadi disebabkan oleh :
• Benturan waktu Bulldozer jalan cepat, benturan antara track-shoe dengan batuan.
• Terlalu sering berjalan pada tempat yang miring atau sering berputar ba lik pada satu arah.
• Terlalu sering track-shoe slip pada tanah tempat berpijak atau membe lok secara
tajam dan tiba-tiba.
•
Stelan track-shoe terlalu kendor atau terlalu tegang.
1. 1. 2. WHEEL TRACTOR.
Wheel tractor dilengkapi dengan roda ban pompa (pneumatic), jadi kece- patannya dapat lebih tinggi, akan tetapi tenaga tariknya rendah. Dan kecepatan maksimumnya mencapai 45 km /jam. Wheel traktor ada yang roda-2 dan ada pula yang roda-4.
Wheel tractor dengan roda-2 karakteristiknya :
•
Kemungkinan gear lebih besar.
•
Traksi lebih besar, karena seluruh traksi yang ada dilimpahkan pada ke- dua rodanya.
•
Tahanan gelinding lebih kecil, karena jumlah roda lebih sedikit.
•
Pemeliharaan ban lebih sedikit.
Karakteristik Wheel traktor roda-4 :
•
Lebih comfortable (nyaman).
•
Stabilitasnya tinggi, walaupun medan kerjanya berat.
•
Kecepatannya juga lebih tinggi.
•
Dapat bekerja sendiri dengan melepas unit trail-nya.
Keuntungan dan kerugian Traktor type Crawler dengan Wheel.
==========================================================
Crawler Tractor Wheel Tractor
--------------------------------------------------------------------------------------------------
-
a. Konsisi kerja
•
Dapat bekerja disegala medan • Tanah keras, jalan
beton, tanah abrasif
dengan kondisi bermacam-macam tidak tajam, tanah datar, menurun. Ta- tanah dasar dan
disegala cuaca, nah lembek tidak bisa, koefisien traksi dengan koefisien
traksi > 0,90. < 0,60.
b. Efek pada tanah dasar.
•
Dapat berpijak dengan baik dan • Memberikan kepadatan
yang baik, ter dapat dilengkapi
dgn ber-macam2 gantung
dari counter-weight dan balas sepatu(shoe)
dan berbagai macam yang dipergunakan 1,25 – 1,5 kg/cm² ukuran ( 0,4 - 1,05 kg /cm²).
c.
Pemakaian.
•
Untuk operasi jarak dekat, dapat • Untuk operasi
jarak jauh. digunakan
pd tanah bergumpal. • Baik untuk tanah gembur.
•
Kec. mundur rendah (4 – 7
mil/ • Kecepatan mundur
8 - 12 mil /jam. jam), ukuran pisau
pendek dan • Ukuran pisau
panjang, beban pisau se beban berat. dang. Memotong tanah tipis.
•
Dapat memotong tanah tebal. • Mobolitas/maneuver tinggi.
•
Mobilitas/maneuver rendah. • Memiliki kebebasan pandang yg baik
==========================================================
Gambar 1. 1 : Wheel Tracktor dan Crawler Tracktor.
1. 1. 3. Faktor yang dipertimbangkan untuk memilih Tractor.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih traktor ialah :
a.
Ukuran yang diperlukan untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b.
Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, mis. mendorong (dozing), menarik Scrapper, Ripping, mengupas tanah, memuat (loading) dan lain-lain.
c.
Jenis landasan tempat beroperasinya traktor, tanah stabil atau labil.
d.
Kekerasan jalan hantar yang akan dilalui.
e.
Kekasaran jalan yang akan dilalui.
f.
Kemiringan jalan (tanjakan /turunan).
g.
Panjang lintasan pengangkutan.
h.
Jenis pekerjaan selanjutnya yang akan dikerjakan, setelah proyek ini selesai.
1. 2. BULLDOZER.
Bulldozer ialah alat yang mesin penggerak utamanya adalah traktor. Sebutan bulldozer berasal dari traktor yng perlengkapan (attachment)-nya dozer atau pendorong
yang disebut juga blade. Kemampuan bulldozer ini untuk mendorong tanah ke muka, disamping
itu ada yang disebut dengan angle dozer
yang dapat mendorong tanah atau material ke
samping. Angle ini dapat membuat sudut 25º terhadap
posisi lurus.
Menurut track-shoe nya, bulldozer dapat dibedakan atas :
a. Crawler tractor dozer (dengan roda kelabang).
b. Wheel traktor dozer (dengan roda ban).
c. Swamp bulldozer (untuk daerah rawa).
Sedangkan berdasarkan penggerak blade-nya, bulldozer dibedakan oleh :
a. Pengendalian dengan kabel.
b. Pengendalian dengan hidrolik.
G
ambar 1. 2. : BULLDOZER.
1. 2. 1. FUNGSI
DAN KERJA BULLDOZER.
Bulldozer digunakan untuk mendorong tanah, seperti meratakan tanah dan mengupas permukaan humus tanah.
Fungsi
lai dari bulldozer
adalah :
a.
Membersihkan site dari kayu-kayuan, pokok/tonggak pohon dan batu-batuan
b.
Membuka jalan kerja di pegunungan maupun daerah berbatuan.
c.
Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 feet ( ± 90 meter).
d.
Menarik Scrapper.
e.
Menghampar tanah isian (fill).
f.
Menimbun kembali bekas galian.
g.
Membersihkan site atau medan kerja.
Posisi blade pada bulldozer ada 2(dua), yaitu posisi tegak lurus dan posisi miring.
Posisi blade tegak lurus hanya dapat bergerak maju, dan posisi miring da pat bergerak-gerak sesuai dengan jarak kemiringannya (kedepan dan kesamping).
Jenis blade yang digunakan pada bulldozer adalah :
1.
UNIVERSAL BLADE ( U-BLADE).
Blade ini dilengkapi dengan sayap yang bertujuan meningkatkan produktivi tas. Sayap ini akan membuat bulldozer mendorong/membawa muatan lebih banyak, karena memungkinkan kehilangan muatan lebih kecil.
Kebanyakan blade tipe ini dipakai untuk pekerjaan reklamasi tanah, peker jaan penyediaan bahan (stock pilling) dan lain-lain.
2.
STRAIGHT BLADE ( S –BLADE).
Blade jenis ini sangat cocok untuk berbagai kondisi medan, blade ini meru pakan modifikasi dari U-blade. Banyak digunakan untuk mendorong mate rial cohesive, penggalian struktur dan penimbunan. Dengan memiringkan blade dapat berfungsi untuk menggali tanah keras. Manuver blade jenis ini lebih mudah dan dapat menangani material dengan mudah.
3.
ANGLING BLADE ( A –BLADE).
Blade dengan posisi lurus dan menyudut, juga dibuat untuk :
•
Pembuangan kesamping (side casting).
•
Pembukaan jalan (pioneering roads).
•
Penggalian saluran (cutting ditches).
•
Sangat effektif untuk pekerjaan side hill cut atau back filling.
•
dan lain-lain pekerjaan yang sesuai.
4.
CUSHION BLADE ( C –BLADE).
Blade tipe ini dilengkapi dengan rubber cushion (bantalan karet) untuk mere dam tumbukan. Selain untuk push dozing, blade juga dipakai untuk pemeli haraan
jalan dan pekerjaan dozing yang lain. Lebar C-blade memungkin kan peningkatan manuver.
Selain perlengkapan standar Bulldozer ini juga memiliki beberapa option / Peralatan tambahan seperti : Pisau garuk, Garu batuan,
Pembajak akar, Pemotong pohon
jenis V, Kanopi pelindung operator, Roda pencacah,
Kap pelindung untuk pekerjaan
berat dsb.
5.
BOWL-DOZER.
Blade ini dibuat untuk membawa /mendorong material dengan kehilangan sesedikit mungkin, karena adanya dinding besi pada sisi blade yang cukup lebar. Bentuknya seperti mangkuk, menyebabkan ia disebut bowl-dozer.
6.
BLADE UNTUK MATERIAL RINGAN.
Alat ini didesain untuk pekerjaan material non-kohesif yang lebih ringan. Contohnya seperti stock pile dari tanah lepas/gembur
Gambar 1. 3 : Jenis Blade pada Bulldozer
1. 2. 2. PERBANDINGAN PENGENDALI KABEL DAN HIDROLIK.
Perbedaan system pengendalian antara kabel dan hidrolik adalah :
a.
PENGENDALI KABEL.
1.
Sederhana dalam pemasangan.
2.
Sederhana dalam perbaikan dan perawatan.
3.
Menyadari akan adanya kerusakan mesin, karena blade dapat mengang kat sendiri jika menemui rintangan.
4.
Diperlukan alat bantu dalam operasinya, misalnya blasting dalam pe- kerjaan penggusuran.
b.
PENGENDALI HIDROLIK.
1.
Dapat menekan blade ke tanah, dengan tambahan beban sendiri dari Bulldozer.
2.
Lebih cepat mengatur posisi blade sesuai yang dikehendaki.
3.
Pemeliharaan lebih rumit dan teliti.
4.
Sulit untuk menyediakan minyak hidrolis jika site jauh dari kota.
Gambar 1 . 4 : Bulldozer dengan Kontrol Hidrualis.
Gambar 1 . 5 : Bulldozer dengan Kontrol Kabel.
1. 2. 3. PENGGUNAAN BULLDOZER.
1.
2. 3. 1. PEMOTONGAN dan PENIMBUNAN TANAH.
Permukaan tanah pada umumnya tidak berupa tanah datar. Pada saat sua- tu proyek akan dikerjakan maka permukaan tanah harus diratakan. Tanah yang ketinggiannya melebihi elevasi yang diinginkan harus ditimbun. Ada beberapa cara yang dipakai untuk menentukan volume tanah yang harus dibuang/ditimbun.
Untuk proyek-proyek bangunan umumnya menggunakan metode
grid, sedang- kan untuk proyek jalan biasa dipakai metode
ruas.
a.
Metode Grid.
Pada metode ini luas tanah dibagi menjadi beberapa sector dengan luas yang sama. Semakin banyak pembagian sector dalam suatu luas tanah, maka akurasi
dari angka yang dihasilkan akan semakin baik. Pada titik-titk persimpangan diu kur ketinggian tanah di titik itu dan ketinggian yang diinginkan. Untuk menentu kan volume tanah, maka perbedaan angka ketinggian dikalikan
dengan luas yang dicakup
oleh titik tersebut. Dengan menjumlahkan volume pada setiap titik
maka akan didapat
volume total tanah yang harus dipotong dan yang harus ditimbun.
Jika dilakukan penggambaran, maka pada setiap persimpangan titik dicatat data-data yang dibutuhkan, seperti yang terlihat pada Gambar 1.1. Setelah
itu dibuat table untuk menghitung volume tanah galian dan timbunan. Pada gambar
1. 2. dapat dilihat
bagaimana perhitungan
luas area yang ditentukan pada sebuah titik. Sebagai contoh, pada titik 1-A, luas area yang ditentukan oleh titik tersebut adalah
0,25 (jika luas sector dinotasikan dengan A). sedangkan 1-B adalah
2 x 0,25 A dan 2-B adalah
4 x 0,25 A.
Gambar 1. 6 : Data yang tercatat pada setiap persimpangan
A B C
Gambar 1. 7 : Pembagian
sector untuk setiap
titik.
Contoh no. 1:
Jika diketahui data permukaan adalah sebagi berikut :
|
A
|
|
|
B
|
|
|
C
|
|
|
1
|
4,2
|
|
6,5
|
4,4
|
|
5,0
|
4,6
|
|
3,0
|
|
2,3
|
|
|
6,0
|
|
|
0,0
|
|
|
2
|
4,4
|
|
5,1
|
4,6
|
|
3,2
|
4,8
|
|
2,8
|
|
0,7
|
|
|
|
|
1,4
|
|
|
2,0
|
3
|
4,6
|
|
3,6
|
4,8
|
|
2,0
|
5,0
|
|
5,3
|
|
|
|
1,0
|
|
|
2,8
|
0,3
|
|
|
4
|
4,8
|
|
1,9
|
5,0
|
|
4,0
|
5,2
|
|
8,2
|
|
|
|
2,9
|
|
|
1,0
|
3,0
|
|
|
5
|
5,0
|
|
3,0
|
5,2
|
|
3,8
|
5,4
|
|
6,4
|
|
|
|
2,0
|
|
|
1,4
|
1,0
|
|
|
Dengan luas setiap sector adalah 4 x 8 m², berapakan volume tanah galian dan timbunan ?
Titik
|
Elev.
Baru
|
Elev.
Lama
|
Tinggi Gali
|
Tinggi Timb.
|
Frek
|
Luas
Tetap
|
Vol.
Gali
|
Vol.
Timb.
|
|
|
|
(m)
|
(m)
|
|
(m²)
|
(m³)
|
(m³)
|
1A
|
4,2
|
6,5
|
2,3
|
0,0
|
1
|
32
|
73,6
|
0,0
|
1B
|
4,4
|
5,0
|
0,6
|
0,0
|
2
|
32
|
38,4
|
0,0
|
1C
|
4,6
|
3,0
|
0,0
|
1,6
|
1
|
32
|
0,0
|
51,2
|
2A
|
4,4
|
6,1
|
0,7
|
0,0
|
2
|
32
|
44,8
|
0,0
|
2B
|
4,6
|
3,2
|
0,0
|
1,4
|
4
|
32
|
0,0
|
179,2
|
2C
|
4,8
|
2,8
|
0,0
|
2,0
|
2
|
32
|
0,0
|
128
|
3A
|
4,6
|
3,6
|
0,0
|
1,0
|
2
|
32
|
0,0
|
64
|
3B
|
4,8
|
2,0
|
0,0
|
2,8
|
4
|
32
|
0,0
|
358,4
|
3C
|
5,0
|
5,3
|
0,3
|
0,0
|
2
|
32
|
19,2
|
0,0
|
4A
|
4,8
|
1,9
|
0,0
|
2,9
|
2
|
32
|
0,0
|
185,6
|
4B
|
5,0
|
4,0
|
0,0
|
1,0
|
4
|
32
|
0,0
|
128
|
4C
|
5,2
|
8,2
|
3,0
|
0,0
|
2
|
32
|
19
|
0,0
|
5A
|
5,0
|
3,0
|
0,0
|
2,0
|
1
|
32
|
0,0
|
64
|
5B
|
5,2
|
3,8
|
0,0
|
1,4
|
2
|
32
|
0,0
|
89,6
|
5C
|
5,4
|
6,4
|
1,0
|
0,0
|
1
|
32
|
32
|
0,0
|
|
|
|
|
|
|
Total
|
400
|
1248
|
Elevasi permukaan selain diukur sendiri juga dapat dihitung dari kontur- kontur suatu daerah yang biasanya bisa didapat dari badan pemetaan. Untuk me nentukan ketinggian suatu titik yang ada di antara dua kontur maka perhitungan- nya dapat dilakukan
dengan menggunakan interpolasi.
Rumus interpolasi adalah sebagai berikut :
ji
x
i = xr + --- (xt –
xr) ………………………………………… (
1.1)
jt
Pada rumus diatas xi adalah
ketinggian yang ingin dicari, sedangkan xt dan xr adalah ketinggian
kontur yang lebih tinggi dan lebih rendah dari xi.
jt adalah jarak antara kedua kontur dan ji adalah jarak antara xi dan xt (gbr. 1.3).
b.
Metode Ruas.
Gambar. 1. 8 : Peta kontur
Pada gambar rencana suatu proyek jalan, misalnya terdapat suatu garis yg disebut
garis as jalan. Garis as jalan ini merupakan garis tengah suatu rencana ja- lan. Panjang garis as jalan metentukan
panjang dari jalan yang akan dibuat.
Untuk menghitung volume
tanah galian dan timbunan pada area rencana jalan ter Sebut maka garis as jalan harus dibagi menjadi beberapa ruas yang sama panjang atau yang juga dikenal dengan istilah stasiun. Pada setiap titik pertemuan
ruas di adakan
survey laoangan mengenai ketinggian elevasi setiap sisi dari as jalan.
Langkah selanjutnya adalah dengan menggambarkan hasil survey yang menunjuk kan elevasi yang sebenarnya dan yang diinginkan pada titik tersebut.
Karena bentuk permukaan biasanya tidak beraturan maka bentuk permukaan tsb. dapat disederjanakan ke suatu bentuk
lain seperti segitiga, trapezium dll. kemudian hitung luas daerah (secara vertical)
yang akan digali dan ditimbun.
Dari hasil perhitungan, dengan mengalikan jarak antara titik maka akan didapat Volume tanah galian dan timbunan. Jika diturunkan dalam bentuk rumus, maka :
∑(A2….An-1)
Volume =
spasi x
{
A1 + An +
-----------------} …………………. (1.2)
2
N pada rumus (1. 2.) adalah jumlah
titik pertemuan ruas atau stasiun (Sta). Untuk mendapatkan hasil yang akurat jumlah n dapat diperbanyak pada suatu panjang tertentu. An adalah luas galian atau timbunan pada stasiun terakhir.
Contoh no. 2:
Jalan sepanjang 800 meter akan dibangun.
Pada setiap stasiun dilakukan survey lapangan untuk menentukan volume galian dan timbunan pada stasiun tsb.
Hasil dari survey adalah :
=========================================================
Stasiun Luas galian (m²) Luas timbunan (m²)
-------------------------------------------------------------------------------------------------
0,000
|
55
|
30
|
0,100
|
20
|
15
|
0,200
|
25
|
80
|
0,300
|
10
|
99
|
0,400
|
18
|
75
|
0,500
|
25
|
50
|
0,600
|
22
|
40
|
0,700
|
32
|
25
|
0,800
|
33
|
20
|
========================================================
Tentukan berapa volume tanah galian dan timbunan pada rencana jalan tersebut ?
Untuk memudahkan perhitungan volume tanah galian dan timbunan maka dari data diatas dapat dibuat table.
Hasilnya adalah sebagai berikut :
Sta.
|
Pjg. Ruas
(m)
|
L. Gal. (m²)
|
Rata- rata Gal. (m²)
|
L. Timb. (m²)
|
Rata-
rata Timb.
(m²)
|
Vol. Gal. (m²)
|
Vol. Timb. (m²)
|
0,000
|
|
55
|
|
30
|
|
|
|
|
100
|
|
37,5
|
|
22,5
|
3750
|
2250
|
0,100
|
|
20
|
|
15
|
|
|
|
|
100
|
|
22,5
|
|
47,5
|
2250
|
4750
|
0,200
|
|
25
|
|
80
|
|
|
|
|
100
|
|
17,5
|
|
89,5
|
1750
|
8950
|
0,300
|
|
10
|
|
99
|
|
|
|
|
100
|
|
14
|
|
87
|
1400
|
8700
|
0,400
|
|
18
|
|
75
|
|
|
|
|
100
|
|
21,5
|
|
62,5
|
2150
|
6250
|
0,500
|
|
25
|
|
50
|
|
|
|
|
100
|
|
23,5
|
|
45
|
2350
|
4500
|
0,600
|
|
22
|
|
40
|
|
|
|
|
100
|
|
27
|
|
32,5
|
2700
|
3250
|
0,700
|
|
32
|
|
25
|
|
|
|
|
100
|
|
32,5
|
|
22,5
|
3250
|
2250
|
0,800
|
|
33
|
|
20
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Total
|
19600
|
40500
|
1. 2. 3. 2. PEMBERSIHAN LAHAN (LAND
CLEARING).
a.
Land Clearing.
Sebagai pioneer equipment tugas pertama Bulldozer adalah land clearing yaitu merobohkan pohon, membersihkan semak belukar, membongkar tanggul dan akar-akar
pohon. Didalam merobohkan pohon-pohon besar (diameter
30 – 50 cm) tidak dibenarkan menggunakan tenaga sepenuhnya, pertama-tama blade dina ikkan setinggi-tingginya, kemudian mendorong secara perlahan
dengan 50 % tenaga.
Diusahakan arah rebahan pohon sesuai kemiringannya, dan dijaga agar ranting dan cabang pohon tidak membahayakan operator, selanjutnya pada arah yang berlawanan dilakukan pemotongan akar-akar besar dengan kedalaman yang cukup, akhirnya membuat oprit (ramp) untuk mendaapatkan titik sentuh blade setinggi
mungkin agar mendapatkan momen yang besar guna merobohkan pohon Perhitungan produktivitas pembersihan lahan dapat dilakukan dengan rumus sbb:
Lebar cut (m) x kec. (km/jam) x efisiensi
Prod. (ha /jam) = ------------------------------------------------------
………(1.
3)
10
Sedangkan produktivitas pemotongan kayu atau pepohonan (dalam satuan menit/ acre) dihitung dengan rumus :
Prod. = H( A x B + M1 x N1 + M2 x N2 + M3 x N3 + M4 x N4 +
D x F)
……………………………
(1. 4)
dimana, H : faktor kekerasan kayu (
table 1. 1 ).
A : kepadatan pohon. B
:
base time.
M
(menit) : waktu pemotongan .
N
: banyak pohon
/acre dengan diameter tertentu. D (ft ) : jumlah diameter
pohon dengan ukuran >
6 ft.
F (menit/ft) : waktu pemotongan pohon dengan
diameter >
2 mtr (6 ft).
Tabel 1. 1. Faktor kekerasan
kayu.
=============================================== KEKERASAN KAYU (%) H
--------------------------------------------------------------------------------
75
|
- 100 %
|
kayu
|
keras
|
1,3
|
25
|
- 75 %
|
kayu
|
keras
|
1,0
|
0
|
- 25 %
|
kayu
|
keras
|
0,7
|
================================================
Sumber : Peurifoy,
1996.
Nilai A : 2,0 jika kepadatan pepohonan lebih
besar dari 600 pohon /acre atau pohon yang ada adalah pohon besar.
Nilai A : 1,0 jika kepadatan pepohonan antara 400 - 600 pohon /acre.
Nilai A : 0,7 jika kepadatan pepohonan kurang dari 400 pohon /acre.
Tabel 1. 2. Faktor produksi
==========================================================
Traktor diameter
(hp)
|
B
|
1 – 2
ft
|
2 – 3
ft
|
3 – 4
ft
|
4 – 6
ft
|
> 6 ft
|
|
|
M1
|
M2
|
M3
|
M4
|
F
|
--------------------------------------------------------------------------------------------------
-
165
|
34,41
|
0,7
|
3,4
|
6,8
|
-
|
-
|
215
|
23,48
|
0,5
|
1,7
|
3,6
|
10,2
|
3,3
|
335
|
18,22
|
0,2
|
1,3
|
2,2
|
6,0
|
1,8
|
460
|
15,79
|
0,1
|
0,4
|
1,3
|
3,0
|
1,0
|
==========================================================
Sumber : Peurifoy, 1996.
Jika pembongkaran dan pemindahan akar juga dilakukan dalam satu kegiatan maka nilai produktivitas diatas ditambahkan 25 %. Sedangkan pemindahan akar dilakukan terpisah maka produktivitas ditambahkan 50 %.
b.
Stripping.
Yang dimaksud dengan stripping disini adalah pengupasan top soil yang tak dapat dimanfaatkan untuk bahan timbunan, diusahakan stripping ini jarak angkut nya tidak melebihi 100 meter dan dikerjakan sekali dorong
serta pada jalur yang tidak menanjak. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi kerja.
c.
Side Hill Cut.
Ada kalanya
pioneering dilakukan dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah, cara ini lebih menguntungkan karena adanya gravitasi. Untuk menaiki tempat yang tinggi
biasanya dilakukan dari seberang bukit atau bila daerahnya cukup curam digunakan
winch. Bila menjumpai tempat kedudukan yang mantap maka Bulldozer bisa memulai manuver untuk membuat alur jalan yang direncana kan dengan
cara short swinging
proses kebawah. Cara short swinging proses ini dapat pula dilakukan
dari bawah keatas setelah jalan
tersebut selesai,
maka bull- dozer membuat cutting step by step.
d.
Dozing Rock.
Dengan memiringkan blade, Bulldozer sangat baik untuk membongkar batu an sand stone rock, shale maupun boulder, dengan cara mengangkat lapisan ba- tuan dan mendorongnya.
e.
Down Hill Slot Dozing.
Dengan cara ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas produksi alat, yaitu dengan cara menggunakan tanggul yang terjadi akibat ceceran (spillage) dari beberapa proses pertama hingga terjadi paritan. Dengan cara ini maka untuk proses selanjutnya ceceran tidak terjadi lagi, dan produksi Bulldozer
bisa mening kat sampai 50 %.
f.
Blade
to Blade Dozing
atau Side by Side
Dozing.
Dengan system ini dipakai 2 (dua) buah Bulldozer yang bekerja
secara para lel, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi
kerja dengan berkurang nya ceceran.
Namun cara ini hanya dapat dilakukan pada areal yang luas, dimana jarak dorong antara 20 - 100 m, karena
bila jarak dorong kurang dari 20 m, maka kedua Bulldozer
tersebut kehilangan waktu akibat manuver.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian Bulldozer :
1.
Bulldozer tidak boleh digunakan pada tanjakan yang melebihi 45º .
2.
Peralatan pelengkapan (option equipment) akan mengakibatkan berubahnya Keseimbangan Bulldozer.
3.
Bulldozer dapat tergelincir bila berada diatas tanah timbunan baru pada dae rah kemiringannya, terutama bila timbunan tersebut terdiri dari batuan.
4.
Slipnya track akibat berat yang melampaui batas akan mengakibatkan terjadi nya down hill track (track sebelah menurun) dan akan membuat
lubang yang akan menambah kemiringan traktor.
5.
Menarik beban yang diikatkan pada drawbar akan mengurangi tekanan pada
up hill track.
6.
Tingginya titik gandulan melebihi titik yang telah ditentukan pada traktor, akan mengakibatkan berkurangnya kestabilan.
7.
Track-track lebar akan mengurangi “digging in” sehingga traktor lebih stabil.
8.
Dalam mengoperasikan alat, agar hati-hati terhadap stability alat-alat perleng kapan penting.
9.
Jangan memaksakan Bulldozer beroperasi untuk hal-hal yang tidak perlu, seperti mendorong tanah melebihi ketentuan 100 m, karena tidak effektif.
10.
Dalam mengoperasikan Bulldozer harus direncanakan dengan baik, harus di ketahui
dimana pass berikutnya yang harus dikerjakan.
11.
Dalam menggunakan tilt dan angling adjustment harus bergantian, agar keaus an blade dan steering dapat merata.
12.
Dalam keadaan berjalan tanpa dozing maka blade atau pisau harus terangkat tidak boleh melebihi 35 cm untuk melindungi bagian bawah tractor.
1. 2. 4. MENGHITUNG PRODUKSI BULLDOZER.
Dalam melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah yang menggunakan alat alat berat hal terpenting yang perlu adalah mengetahui kapasitas operasi dari pera latan yang digunakan.
Langkah awal yang dilakukan sebelum membuat perhitungan biaya adalah mem- buat estimasi dari kapasitas alat secara teoritis. Dari hasil tersebut dicoba untuk membandingkan dengan pengalaman yang pernah dilakukan pada jenis pekerjaan yang serupa. Dari perbandingan hasil itu terutama nilai efisiensi kerja, kita dapat melakukan
perhitungan biaya yang paling sesuai untuk jenis pekerjaan dan pera latan yang akan digunakan. Sehingga biaya pelaksanaan
tidak akan terlalu
besar atau pun terlalu kecil.
1. 2. 4. 1. Metode perhitungan Produksi Alat
Berat.
Kapasitas operasi alt berat biasa dinyatakan dalam m³/jam atau cuyd/jam, sedang kan produksi alat dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan per siklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam kerja.
60
Q = q x N x E = q x ------- x E (m³/jam) ……………….(1. 5.)
Cm
dimana, Q : produksi per jam
dari alat (m³).
q : produksi
(m³) dalam saatu siklus kemampuan alat untuk memin dahkan
tanah lepas. 60
N : jumlah siklus dalam satu jam. dimana N = -----
Cm
E : efisiensi
kerja.
Cm : waktu siklus
dalam menit.
Efisiensi kerja (E) :
Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standard dari alat tersebut bekerja dalam kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor tersebut merupakan faktor efisiensi kerja (E). Efisiensi sangat tergantung kondisi kerja dan faktor alam lainnya seperti topografi, keahlian operator, pemilihan standar pe rawatan
dan lain-lain yang berkaitan dengan pengoperasian alat.
Pada kenyataan yang sebenarnya sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerja tetapi berdasarkan pengalaman-pengalaman dapatlah ditentukan faktor efisiensi yang mendekati kenyataan.
Tabel 1. 3. Efisiensi kerja.
==========================================================
Kondisi Baik Baik Sedang Buruk Buruk
Operasi alat sekali sekali
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Baik sekali
|
0,83
|
0,81
|
0,76
|
0,70
|
0,63
|
Baik
|
0,78
|
0,75
|
0,71
|
0,65
|
0,60
|
Sedang
|
0,72
|
0,69
|
0,65
|
0,60
|
0,54
|
Buruk
|
0,63
|
0,61
|
0,57
|
0,52
|
0,45
|
Buruk sekali
|
0,52
|
0,50
|
0,47
|
0,42
|
0,32
|
==========================================================
Kondisi kerja tergantung dari hal-hal berikut :
1.
Apakah alat sesuai dengan topografi yang ada.
2.
Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti : ukuran medan dan peralatan
3.
Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antara peralatan dan mesin.
4.
Metode operasional dan perencanaan persiapan kerja.
5.
Pengalaman dan ketrampilan operator dan pengawas untuk pekerjaan tsb.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan alat adalah :
1.
Penggantian pelumas atau grease (gemuk) secara teratur.
2.
Kondisi peralatan pemotongan (blade, bucket, bowl).
3.
Persediaan suku cadang yang sering diperlukan untuk alat
yang bersang kutan.
Produksi per siklus :
Produksi kerja Bulldozer pada saat penggusuran adalah sebagai berikut :
dimana,
Produksi (q) = L x H²
x a ………………………………. (1. 6.)
L = lebar blade/sudu (m , yd) H
= tinggi blade (m)
a = faktor blade.
Untuk menghitung produktivitas standar dari Bulldozer, volume tanah yang dipin dahkan dalam satu siklus dianggap sama dengan lebar sudu x (tinggi sudu)².
Pada kenyataannya dilapangan produksi per siklus akan berbeda-beda tergantung dari jenis tanah, sehingga faktor sudu perlu disesuaikan karena pengaruh tsb.
Tabel 1. 4. Faktor
Sudu dalam Penggusuran
==========================================================
DERAJAT - PENGGUSURAN faktor blade
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Ringan - Penggusuran dapat dilaksanakan dengan sudu 1,1 - 0,9
penuh tanah lepas.
- Kadar air rendah,
tanah berpasir tak dipadatkan, tanah biasa, bahan material untuk timbunan perse diaan (stockpile).
Sedang - Tanah lepas,
tetapi tidak mungkin menggusur 0,9 - 0,7 dengan sudu penuh
- Tanah bercampur kerikil/split, pasir, batu pecah
Agak sulit - Kadar air
tinggi dan tanah liat, pasir bercampur 0,7 - 0,6 kerikil,
tanah liat yang sangat kering,
tanah asli
Sulit - Batu-batu hasil ledakan,
batu-batu berukuran besar 0,6 - 0,4
==========================================================
Tabel 1. 5. Perkiraan
kapasitas blade.
==========================================================
Perkiraan
|
Kapasitas (lcm)
|
|
Model
|
Ukuran (m x m)
|
A – blade S – blade
|
U – blade
|
Dozer
|
--------------------------------------------------------------------------------------------------
4,16 x 1,033
|
3,18
|
-
|
- D6H
|
3,36 x 1,257
|
-
|
3,89
|
- D6H
|
--------------------------------------------------------------------------------------------------
4,50
|
x
|
1,111
|
3,89
|
-
|
-
|
D7H
|
3,90
|
x
|
1,363
|
-
|
5,16
|
-
|
D7H
|
3,98
|
x
|
1,553
|
-
|
-
|
8,34
|
D7H
|
--------------------------------------------------------------------------------------------------
4,96 x 1,174
|
4,66
|
- -
|
D8N
|
4,26 x 1,740
|
-
|
- 11,70
|
D8N
|
--------------------------------------------------------------------------------------------------
3,88 x 0,910
|
2,50
|
-
|
- D6D
|
3,21 x 1,127
|
-
|
3,77
|
- D6D
|
--------------------------------------------------------------------------------------------------
4,26
|
x
|
0,960
|
2,90
|
-
|
-
|
D7G
|
3,66
|
x
|
1,274
|
-
|
4,20
|
-
|
D7G
|
3,82
|
x
|
1,274
|
-
|
-
|
5,80
|
D7G
|
==========================================================
Waktu siklus :
Waktu siklus yang dibutuhkan Bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan adalah dimulai pada saat menggusur, ganti persneling dan mundur.
Diperhitungkan dengan rumus :
D D
C
m = ---- x ---- + Z ………………………………….
(1.7.) F R
dimana,
D : jarak
angkut (gusur) (m, yd).
F : kecepatan
maju (m
/menit), berkisar 3 - 5 km /jam.
R : kecepatan
mundur (m /menit),
berkisar 5 - 8 km/jam.
Z : waktu ganti
persneling (menit), berlisar 0,10 - 0,20 menit.
1. 3. RIPPER.
Bulldozer sulit untuk menggusur dan meratakan tanah yang keras jika terda pat dilokasi proyek. Pelaksanaan pembersihan dengan Bulldozer akan menurun kan produksi Bulldozer bahkan akan mudah rusak. Untuk keadaan tersebut diper lukan alat bajak (ripper). Ripper adalah alat yang menyerupai cakar (shank) yang dipasangkan dibelakang traktor. Fungsi dari alat ini untuk menggemburkan tanah keras, jumlah cakar ripper
antara 1 - 5 buah. Bentuk shank ada yang lurus dan lengkung, shank lurus dipakai untuk material padat dan batuan berlapis sedang yang lengkung dipakai untuk batuan yang retak
Perhitungan produksi Ripper sangat sulit untuk diperkirakan,
salah satu fak tor adalah karena
pekerjaan itu tidak dilakukan
terus menerus. Biasanya
pekerja- an ini bersamaan dengan pemuatan material, hingga sering dijumpai dilapangan sebuah traktor dipasangkan blade dan ripper pada waktu bersamaan.
Perhitungan produksi Ripper ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Cara pertama adalah dengan mengukut potongan topografi dilapangan dan waktu yang dibutuhkan untuk menggemburkan tanah. Cara ini memberi hasil yang aku- rat. Cara lain dengan mengasumsikan kecepatan rata-rata Ripper yang bekerja di suatu area, dengan
mengetahui jarak tempuh setiap pass maka waktu berangkat dapat dicari.
Total waktu siklus merupakan penambahan waktu berangkat dengan waktu yang dibutuhkan Ripper untuk mengangkat /menurunkan cakarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar