Senin, 18 April 2016

Harga satuan pekerjaan (HSP)

Sifat pekerjaan untuk pekerjaan jalan dan jembatan pada umumnya dilaksanakan secara
mekanis.Beberapa bagian pekerjaan yang volumenya relatif sedikit, atau yang sulit
dijangkau oleh peralatan berat dilakukan secara manual dengan peralatan kecil dan tenaga
manusia.

Pekerjaan mekanis
Asumsi dapat meliputi antara lain, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
a) Sifat pekerjaan dilakukan secara mekanis
b) Lokasi pekerjaan (untuk jalan adalah sepanjang jalan, L dengan satuan km).
c) Kondisi jalan dari quarry ke base camp atau lokasi pekerjaan (baik, sedang, rusak)
d) Kondisi jalan dari base camp ke lokasi pekerjaan (baik, sedang, rusak)
e) Jarak rata-rata dari base camp ke lokasi pekerjaan, L1 (km)(untuk pekerjaan jalan,
lihat contoh lembar Informasi)
f) Jarak dari lokasi ke tempat pembuangan bahanuntuk pekerjaan galian
dantimbunan, L2(km).
g) Jarak dari stock pile ke cold bin (untuk pekerjaan campuran beraspal) atau ke
batchplantuntuk pekerjaan campuran beton semen, L3 (km)
h) Jam kerja efektif tenaga kerja, Tk(jam) (untuk pekerjaan jalan).
i) Jenis bahan
j) Faktor bahan meliputi faktor pengembangan (Fk), berat isi (padat, BiP, atau lepas
BiL) dalam satuan ton/m³, danberat jenis bahan (BJ),
k) Faktor konversi kedalaman galian (Fv) untukpekerjaan galian struktur pada
kedalaman tertentu. Makin dalam Fv makin besar.
l) Faktor pembayaran (Fp) untuk pekerjaan galian struktur dengan kedalaman lebih
dari 2 meter.
m) Informasi bahan (bahan baku, bahan olahan, bahan jadi) diterima di base camp
atau lokasi pekerjaan.
n) Tebal padat, t (tanah timbunan, agregat, campuran berbasis semen atau aspal).
o) Lebar jalan, dan bahu jalan (untuk pekerjaan jalan)
p) Proporsi campuran bahan dan/atau komposisi bahan campuran:
• kadar semen, Sm;
• kadar aspal, As;
• kadar pasir, Ps;
• kadar agregat kasar, AgK; 5-20; 20-30
• kadar agregat halus, AgH; 0-5
• rasio air/semen, Wcr;
• kadar bahan tambah aspal, AsM;
• kadar semen yang ditambahkan SmM;
• kadar bahan tambah untuk beton semen (Ad)
• jumlah air untuk beton semen, Air)
q) Dimensi agregat (ukuran maksimum, Ag)
r) Faktor kehilangan bahan berbentuk curah atau kemasan (Fh1, Fh2).
s) Pengurugan kembali dengan bahan pilihan untuk pekerjaan galian struktur, Uk (%
m³).
t) Bahan penunjang (kayu) untuk pekerjaan galian struktur dengan kedalaman > 2 m.
Asumsi dapat disusunpada hal-hal yang terkait dengan pekerjaan dan diperlukan.

Faktor yang mempengaruhi analisis produktivitas
Faktor yang mempengaruhi analisis produktivitas antara lain waktu siklus, faktor kembang
susut atau faktor pengembangan bahan, faktor alat, dan faktor kehilangan.
1. Analisis produktivitas
Produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara output (hasil produksi) terhadap
input (komponen produksi: tenaga kerja, bahan, peralatan, dan waktu). Jadi dalam analisis
produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio antara output terhadap inputdan waktu (jam
atau hari). Bila input dan waktu kecil maka output semakin besar sehingga produktivitas
semakin tinggi.

2.Waktu siklus
Dalam operasi penggunaan alat dikenal pula waktu siklus, yaitu waktu yang diperlukan alat
untuk beroperasi pada pekerjaan yang sama secara berulang. Waktu siklus ini akan
berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan koefisien alat.Waktu siklus produksi adalah
rangkaian aktivitas suatu pekerjaan dan operasi pemrosesan sampai mencapai suatu tujuan
atau hasil yang terus terjadi, berkaitan dengan pembuatan suatu produk.
Contoh penentuan waktu siklus (TS) untukDump Truckyang mengangkut tanah, dihitung
sejak mulai diisi sampai penuh (T1), kemudian menuju tempat penumpahan (T2) lama
penumpahan (T3) dan kembali kosong ke tempat semula (T4), dan siap untuk diisi atau
dimuati kembali.
Waktu siklus, Ts = T1 + T2 + T3 + T4, atau Ts=T(n-1)+...+Tn   dalam satuan menit

3.Faktor kembang susut
Besarnya faktor konvensi bahan akan sangat tergantung pada jenis bahan, kondisi bahan
dan alat yang digunakan.
Faktor konversi bahan pada Tabel 1 dinamakan juga faktor kembang susut bahan (Fk).
Dalam Tabel 2, disajikan beberapa jenis berat isi bahan baku, bahan olahan dan campuran
serta berat jenis bahan.

4 Faktor kehilangan
Dalam menentukan keperluan bahan (bahan dasar yang ada di quarry) perlu diperhitungkan
pula adanya faktor kehilangan akibat pengerjaan atau angkutan.Faktor kehilangan karena
pemadatan berkisar antara 0% dan 25%.
Faktor kehilangan bahan (bahan baku yang ada di stock pile) disebabkan berbagai hal
ditunjukkan dalam Tabel A.3untuk bahan berbentuk curah seperti batu pecah, pasir, aspal
dalam tangki, timbunan asbuton,semen kapur, tanah dan sejenisnya. Dalam tabel tersebut
ditunjukkan pula faktor kehilangan bahan berbentuk kemasan yang ditimbun atau disusun
dalam gudang, di luar gudang atau di tempat penyimpanan bahan lainnya, seperti aspal
dalam drum, semen portlanddalam kemasan zak, asbuton butir dalam kemasan karung
plastik polypropylene, cat dalam kaleng, bahan lainnya yang dikemas dalam dus karton dan
lain-lain.

Koefisien bahan
Bahan yang dimaksud adalah bahan/material yang memenuhi ketentuan/persyaratan yang
tercantum dalam dokumen atau spesifikasi, baik mengenai jenis, kuantitas maupun
komposisinya bila merupakan suatu produk campuran.
Perhitungan dilakukan antara lain berdasarkan:
a. Faktor kembang dan susut
b. Faktor kehilangan bahan
c. Kuantitas
d. Harga satuan dasar bahan

Faktor kembang susut dan faktor kehilangan bahan pada dasarnya ditetapkan berdasarkan
pengalaman, pengamatan dan percobaan.
Kuantitas bahan-bahanyang diperlukan dalam analisis adalah untukmendapatkan koefisien
bahan dalam satuan pengukuran (m¹, m², m³, ton,kg, liter, dll.).Simbol berat isi bahan pada
umumnya berat isi padat (D). Bila dalam analisis diperlukan berat isi lepas, simbol berat isi
lepas dapat menggunakan BiL, dan untuk memastikan perbedaan dengan berat isi padat
dapat menggunakan simbol BiP yang artinya sama dengan D.

Faktor kembang susut dan faktor kehilangan dapat berpengaruh terhadap analisis koefisien
bahan.
Berbagai jenis tanah dalam keadaan asli (sebelum digali), telah lepas karena pengerjaan
galian atau pengurugan yang kemudian dipadatkan, volumenya akan berlainan akibat dari
faktor pengembangan dan penyusutan bahan.


Koefisien bahan dengan proporsi persen dalam satuan m³:
%Bahan x (BiP x 1 m³ x Fh) / BiL

Koefisien bahan dengan komposisi persen, dalam satuan kg:
%Bahan x (BiP x 1 m³ x Fh) x 1.000

Koefisien bahan lepas atau padat per m³:
1 m³ x Fk x Fh

KETERANGAN:
%       bahanadalah persentase bahan (agregat, tanah, dll.) yang digunakan dalam suatu
          campuran
BiP,   adalah berat isi padat bahan (agregat, tanah, dll.) atau campuran beraspal yang
          digunakan. Simbol ini dapat diganti dengansimbol Dn
BiL,   adalah berat isi lepas bahan (agregat, tanah, dll.) atau campuran beraspal yang
          digunakan. Simbol ini dapat diganti dengan simbol Dn
1 m³,  adalah salah satu satuan pengukuran bahan atau campuran.
Fh,     adalah faktor kehilangan bahan berbentuk curah atau kemasan, yang besarnya
          bervariasi
Fk,     adalah faktor pengembangan
1.000, adalah perkalian dari satuan ton ke kg
n         adalah bilangan tetap yang ditulis sub script.



Faktor konversi bahan untuk volume tanah/bahan berbutir
Jenis Tanah
Kondisi TanahSemula
Kondisi tanah
AsliLepasPadat
Pasir
A11,110,95
B0,910,86
C1,051,171
Tanah Liat Berpasir
A11,250,9
B0,810,72
C1,11,391
Tanah Liat
A11,250,9
B0,710,63
C1,111,591
Tanah campur Kerikil
A11,181,08
B0,8510,91
C0,931,091
Kerikil
A11,131,03
B0,8810,91
C0,971,11
Kerikil Kasar
A11,421,29
B0,710,91
C0,771,11
Pecahan cadas atau batuan lunak
A11,651,22
B0,6110,74
C0,821,351
Pecahan granit atau batuan keras
A11,71,31
B0,5910,77
C0,761,31
Pecahan batu
A11,751,4
B0,5710,8
C0,711,241
Bahan hasil peledakan
A11,81,3
B0,5610,72
C0,771,381
A adalah Asli
B adalah Lepas
C adalah Padat

CONTOH:Perhitungan volume bahan pada pekerjaan tanah
Material tanah liat dan pasir masing-masing digali dan diangkut dalam kondisi lepas untuk
kemudian dihamparkan menjadi padat pada pekerjaan pemadatan. Pemindahan tanah
sebanyak 1.000 m³ dari tanah asli.
Hitung volumenya sesudah digali (kondisi lepas) untuk diangkut, dan hitung volume setelah
dipadatkan.
Dengan mengambil faktor konversi volume dalam Tabel diatas diperoleh hasil
sebagai berikut:
Jenis tanahAsliAsli - LepasLepas - Padat
Pasir
1.000 m³1,11 x 1.000 = 1.110 m³0,86 x 1.100 = 935m³
Tanah biasa (tanah liat berpasir)
1.000 m³1,25 x 1.000 = 1.250 m³0,72 x 1250 = 900m³
Batu split (kerikil)
1.000 m³1,13 x 1.000 = 1.130 m³0,91 x 1.130 = 1.030 m³
Cadas lunak (pecahan cadas atau batuan lunak)
1.000 m³1,65 x 1.000 = 1.650 m³0,74 x 1.650 = 1.220 m³

Koefisien tenaga kerja
Penggunaan tenaga kerja untuk mendapatkan koefisien tenaga kerja dalam satuan jam
orang per satuan pengukuran (m¹, m², m³, ton, dll.).
Berikut ini rumus yang umum digunakan untuk menentukan koefisien tenaga.

Produksi / hari: Qt= Tk x Q1; m³

Koefisien tenaga/m³:
(L.01)Pekerja = (Tk x P) / Qt; Jam
(L.02) Tukang batu = (Tk x Tb) / Qt; Jam
(L.04)Mandor = (Tk x M) / Qt; Jam

KETERANGAN:
Q1   adalah besar kapasitas produksi alat yang menentukan tenaga kerja; m³/jam,
P     adalah jumlah pekerja yang diperlukan; orang,
Tb   adalah jumlah tukang batu yang diperlukan; orang,
TK  adalah jumlah jam kerja per hari (7 jam); jam,
M   adalah jumlah mandor yang diperlukan; orang.

Contoh analisis untuk menentukan koefisien

Pekerjaan manual
Komponen utama harga satuan pekerjaan manual, yaitu tenaga kerja, alat bantu, dan bahan,
yang masing-masing dianalisis sebagai harga satuan dasar (HSD) untuk pekerjaan manual
berikut ini.

1. HSD tenaga kerja
Komponen tenaga kerjaberupa upahyang digunakan dalam mata pembayaran tergantung
pada jenis pekerjaannya. Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar tenaga kerja
antara lain jumlah tenaga kerja dan kompetensi tenaga kerja. Pekerjaan manual pada
umumnya dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok kerja dilengkapi dengan peralatan
yang diperlukan berdasarkan metode kerja yang ditetapkan berupa alat bantu (contoh:
sekop, palu, gergaji, dll).
Biaya tenaga kerja untuk pekerjaan manualumumnya menggunakan standar orang hari
(OH).Besarnya sangat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan lokasi pekerjaan. Secara lebih
rinci faktor tersebut dipengaruhi antara lain oleh keahlian tenaga kerja,jumlah tenaga
kerja,faktor kesulitan pekerjaan,ketersediaan peralatan,pengaruh lamanya kerja, dan
pengaruh tingkat persaingan tenaga kerja. Standar upah untuk pekerjaan manual sama
seperti pekerjaan mekanis 
Secara umum pelaksanaan pekerjaan bidang ke-PU-an baik manual ataupun mekanis
diperlukan tenaga kerja terampil untuk dapat melaksanakan suatu jenis pekerjaan pada
umumnya terdiri atas pekerja, tukang, mandor dan kepala tukang.Untuk menjamin pekerjaan
lapangan dapat dilaksanakan dengan baik, tenaga kerja yang digunakan perlu memiliki
keterampilan yang teruji.
Jumlah jam kerja merupakan koefisien tenaga kerja per satuan pengukuran. Koefisien ini
adalah faktor yang menunjukkan lamanya pelaksanaan dari tenaga kerja yang diperlukan
untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan. Faktor yang mempengaruhi koefisien
tenaga kerja antara lain jumlah tenaga kerja dan tingkat keahlian tenaga kerja. Jumlah
tenaga kerja tersebut adalah relatif tergantung dari beban kerja utama produk yang
dianalisis. Jumlah total waktu digunakan sebagai dasar menghitung jumlah pekerja yang
digunakan.
Untuk pekerjaan yang dilakukan secara manual, koefisien tenaga kerja, bahan serta
peralatan telah tersedia dalam tabel.Kinerja tenaga kerja didapat berdasarkan hasil
pengamatan dan pengalaman di lapangan yang kemudian diformulasikan sebagai koefisien
tenaga kerja pada masing-masing item pekerjaan yang berupa tabel-tabel.

2. HSD bahan
Untuk pekerjaan manual umumnya menggunakan bahan jadi (siap rakit atau siap pasang).
Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar bahan antara lain adalah kualitas, kuantitas,
dan lokasi asal bahan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas bahan
harus ditetapkan dengan mengacu pada spesifikasi yang berlaku.Data harga satuan dasar
bahan dalam perhitungan analisis ini adalah francosetempat.

Biaya umum dan keuntungan(overhead & profit)
Biaya umum adalah biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya
pekerjaan (kegiatan pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan sebagai
biaya operasional meliputi pengeluaran untuk:
a) Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata pembayaran
b) Biaya upah pegawai kantor lapangan
c) Biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dll)
d) Biaya akuntansi
e) Biaya pelatihan dan auditing
f) Biaya perizinan dan registrasi
g) Biaya iklan, humas dan promosi
h) Biaya penyusutan peralatan penunjang
i) Biaya kantor, listrik, telepon dll
j) Biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan
k) Biaya travel, pertemuan/rapat
l) Biaya asuransi di luar peralatan
m) Dan lain sebagainya
Biaya umum/overhead ini dihitung berdasarkan persentase dari biaya langsung yang
besarnya tergantung dari lama waktu pelaksanaan pekerjaan, besarnya tingkat bunga yang
berlaku dan lain sebagainya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keuntungan ini sudah termasuk biaya resiko pekerjaan selama pelaksanaan dan masa
pemeliharaan dalam kontrak pekerjaan.
Besarnya biaya umum dan keuntungan ditentukan dengan mempertimbangkan antara lain
tingkat suku bunga pinjaman bank yang berlaku, tingkat inflasi, overheadkantor pusat dan
lapangan, resiko investasi. Ini merupakan domain penyedia jasa yang sampai dengan saat
ini belum ada ketentuan resmi dari Pemerintah yang mengatur nilai maksimum biaya umum
dan keuntungan penyedia jasa.
HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang dianggap
wajar (Perpres Nomor 70 Tahun 2012, Pasal 66, Ayat 8), suatu nilai optimum yang relatif
dekat dengan tingkat suku bunga Bank Indonesia.

Mobilisasi dan demobilisasi
Pemenuhan mobilisasi meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Ketentuan mobilisasi adalah sebagai berikut:
1) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untukbase camp
Penyedia dan kegiatan pelaksanaan.
2) Mobilisasi semua personil Penyedia sesuai dengan struktur organisasi pelaksana
yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja yang diperlukan
dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam kontrak dan personil Ahli K3
atau petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi.
3) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan, tempat
peralatan tersebut akan digunakan.
4) Penyediaan dan pemeliharaan base campPenyedia, jika perlu termasuk kantor
lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.

b) Mobilisasi kantor lapangan dan fasilitasnya untuk Direksi Pekerjaan

c) Mobilisasi fasilitas pengendalian mutu
Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan pekerjaan di lapangan
harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi.Laboratorium dan
peralatannya, yang dipasok, akan tetap menjadi milik Penyedia pada waktu kegiatan
selesai.

d) Kegiatan demobilisasi
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia pada saat akhir kontrak, termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik pemerintah
dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
pekerjaan dimulai.

e) Pembayaran mobilisasi bersifat lumpsum

Rekapitulasi estimasi biaya kegiatan pekerjaan (kegiatan pekerjaan)
Jumlah dari seluruh hasil perkalian setiap koefisien bahan, alat dan upah tersebut masingmasing
dengan harga satuan dasar termasuk biaya pengujianditambah dengan biaya umum
dan keuntungan atau laba (overhead dan profit)akan menghasilkan harga satuan pekerjaan
untuk setiap mata pembayaran per satu satuan pengukuran (m¹, m², m³, ton, dll.),
Jumlah harga dari masing-masing jenis pekerjaan ditambah biaya mobilisasi dan PPN 10%
merupakan harga perkiraan sendiri (HPS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar