Rabu, 20 April 2016

ALAT PENGGALI DAN ALAT PEMUAT EXCAVATOR.


Sesuai dengan namanya alat ini dibuat agar dapat berfungsi sebagai pengga li, pengangkat maupun pemuat tanpa harus berpindah tempat menggunakan tena- ga power take off dari mesin yang dimiliki.

Secara anatomis bagian utama dari excavator adalah :
a.        Bagian atas (dapat berputar) disebut “revolving unit”.
b.        Bagian bawah (untuk gerak maju, mundur dan jalan) disebut “travel unit”.
c.        Attachment unit adalah perlengkapan yang diganti sesuai kebutuhan

Bagian traveling unit dari Excavator dapat berupa crawler (rantai) atau wheel mounted (roda karet) yang digunakan untuk berjalan. Khusus pada Exca- vator wheel mounted dimaksudkan agar memiliki kecepatan gerak atau berpindah dari satu tempat ketempat lain relative lebih cepat dibandingkan menggunakan crawler excavator, sehingga wheel excavator memiliki dua mesin penggerak, per- tama sebagai mesin penggerak traveling unit kendaraannya (truck) dan lainnya merupakan mesin penggerak alat excavator seperti revolving unit maupun pengge rak attachment unit dalam melakukan fungsinya sebagai alat penggali, pengang- kat maupun pemuat. Dan bagian revolving unit merupakan bagian untuk berputar mendatar.


Pengendalian attachment unit excavator dapat dibedakan dua cara :
a.        Pengendalian dengan Cable controlled.
b.        Pengendalian dengan Hydrualic controlled.

Prinsip kerja kedua system kontrol ini hampir sama, namun system hydrau lik controllwd memiliki keterbatasan penggantian pada bagian attachment diban- dingkan system yang dikendalikan dengan cable controlled.

Peralatan yang tergabung dalam jenis Excavator  adalah :
        Backhoe
        Power Shovel
        Dragline
        Clamshell
        Loader


Ciri-ciri Crawler Mounted Excavator antara lain :

a.        Dapat bekerja pada tanah yang lunak, basah didaerah yang kasar dan berbatu.
b.        Dapat bekerja ditempat-tempat yang sulit /sempit.
c.        Dapat mendaki tanjakan dengan kemiringan ± 40 %.
d.        Tidak dapat berjalan dengan kecepatan tinggi, lebih kurang hanya 2 km /jam.


e.        Untuk memindahkan dari medan satu kemedan lainnya (yang agak berjauhan) memerlukan alat pengangkut (trailer).

Ciri-ciri Truck Mounted Excavator adalah :

a.        Dapat berjalan lincah dan relative cepat ( ± 70 km /jam).
b.        Kurang stabil waktu beroperasi hingga memerlukan alat pembantu stabilitas (out-rigger).
c.        Memerlukan landasan tempat kerja yang cukup keras.
d.        Perlu medan kerja yang relative lebih luas.
e.        Daya tanjak kurang.
f.         Memerlukan 2 (dua) orang operator.

3. 1.  BACKHOE.


Dengan memasang “Hoe bucket” pada deeper stick, Backhoe merupakan salah satu dari kelompok excavator yang digunakan, sebagai penggali tanah yang berada di bawah kedudukan alat tersebut, untuk penggalian saluran, terowongan, pondasi bangunan/basement dan sebagainya. Sehingga fungsinya mirip Dragline atau Clamshell, namun Backhoe dapat menggali lebih teliti pada jenis kendali dengan hidrolik. Serta memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan penggalian karena punya pergelangan yang dapat berputar pada bagian bucket (wrist action bucket) dan dapat difungsikansebagai alat pemuat tanah bagi Truck pengangkut hasil galian. Backhoe berbeda dengan Power Shovel yang dibuat guna melakukan penggalian diatas permukaan tebing.

Gambar 3 . 1 : BACKHOE (Wheel dan Crawler Type).

3.  1. 1. WAKTU SIKLUS.


Gerakan yang diperlukan dalam pengoperasian Backhoe adalah :
a.        Gerakan yang mengisi bucket (land bucket).
b.        Gerakan mengayun (swing loaded).


c.        Gerakan membongkar beban (dump bucket).
d.        Gerakan mengayun balik (swing empty).

Ke-4 gerakan tersebut merupaklan lamanya waktu siklus, namun demikian kecepatan waktu siklus ini tergantung pada besar kecilnya ukuran Backhoe, sema kin kecil Backhoe maka waktu siklus akan lebih cepat karena lebih gesit, lain dgn yang berukuran besar. Demikian juga dengan kondisi kerja, akan mempengaruhi kelincahan Backhoe, seperti pada penggalian tanah liat, penggalian saluarn dll.
Pada tanah yang sulit digali, waktu pengisian bucket yang diperlukan akan lebih lama. Juga pada pekerjaan penggalian saluran yang dalam dan jarak pembuangan nya jauh, maka bucket harus bergerak lebih jauh, dengan demikian waktu siklus yang dibutuhka juga akan lama. Demikian pula pembuangan tanah atau pemuatan tanah dari Backhoe ke Truck yang berada sebidang akan mempengaruhi waktu siklus.


Tabel 4, 1. Waktu siklus Backhoe beroda crawler (menit).
==========================================================

Jenis

Ukuran Alat

Material
< 0,76
0,94 - 1,72
> 1,72
--------------------------------------------------------------------------------------------------

Kerikil, pasir, tanah organik
0,24
0,30
0,40
Tanah, lempung lunak
0,30
0,375
0,50
Batuan, lempung keras
0,375
0,462
0,60
==========================================================
Sumber : Construction Methods and Management, 1998.


Tabel 4. 2. Faktor koreksi untuk kedalaman dan sudut putar.
==========================================================

Kedalaman


Sudut Putar (º)

galian (% dari maks.)
45
60
75           90
120
180
--------------------------------------------------------------------------------------------------

30
1,33
1,26
1,21
1,15
1,08
0,95
50
1,28
1,21
1,16
1,10
1,03
0,91
70
1,16
1,10
1,05
1,00
0,94
0,83
90
1,04
1,00
0,95
0,90
0,85
0,75
==========================================================
Sumber : Construction Methods and Management, 1998.

3. 1. 2. PEMILIHAN TRACKSHOE.


Biasanya Excavator bekerja pada kondisi berbeda-beda, seperti di tanah keras, tanah lembek atau lunak, permukaan berbatu dan lain-lain. Berdasarkan pengalaman hal ini akan menimbulkan permasalahan terhadap penggunaan track- shoe. Jika track-shoe bekerja pada tanah permukaan yang keras maka bagian ba


wah track-shoe akan mengalami kerusakan atau aus dengan cepat. Sehingga perlu dilakukan pemilihan trac-shoe yang benar-benar tepat.

Untuk penggunaan umum sebaiknya digunakan tipe triple gouser section (roda kelabang dengan tiga lapisan/bagian), karena memiliki traksi yang baik dan memberikan kerusakan minimum terhadap permukaan tanah maupun jalan diban ding dengan jenis double grouser section. Sedang untuk penggunaan traksi yang maksimum biasanya digunakan jenis single grouser section.
Lebar Tracshoe berkisar : 18” ; 20” ; 22” ; 24” ; 28” ; 30” ; 32” ; 36” dan 40”.
Ukuran Backhoe ditentukan oleh besarnya bucket standar dari PCSA (Power Crane and Shovel Association), yang banyak beredar diperdagangan adalah :
3/8 ; ½ ; ¾;  1.0 ; 1,25 ; 1,75 ;  2.0 ; 2,25 cuyd.


3.  1. 3. PERHITUNGAN PRODUKSI BACKHOE.


Untuk dapat menghitung produksi Backhoe terlebih dahulu perlu diketahui kondisi pekerjaan.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas Backhoe ialah :

1.      Karakteristik Pekerjaan yang meliputi :
      Keadaan dan jenis tanah.
      Tipe dan ukuran saluran.
      Jarak pembuangan.
      Kemampuan operator.
      Job amanagement /pengaturan operasional, dll.
2.      Faktor kondisi mesin :
      Attachment yang cocok untuk pekerjaan yang bersangkutan.
      Kapasitas bucket.
      Waktu siklus yang dipengaruhi kecepatan travel dan system hidrolis.
      Kapasitas pengangkatan.
3.      Pengaruh kedalaman pemotongan dan sudut swing :
Dalamnya pemotongan (cutting) yang diukur dari permukaan dimana alat berada, mempengaruhi kesulitan dalam pengisian bucket secara optimal de ngan sekali gerakan. Mungkin diperlukan beberapa kali gerakan untuk da- pat mencapai isi bucket yang optimal. Tentu saja kondisi ini mempengaru hi lamanya waktu siklus.


Menghadapi kondisi ini, operator mempunyai beberapa pilihan :
    Mengisi san pai penuh dengan beberapa kali gerakan, atau
    Mengisi dan membawa material seadanya dari hasil satu gerakan. Namun pilihan itiu membawa konsekuensi produktivitas jadi berkurang, sehingga efek ini perlu diperhitungkan.


Kedalaman optimum ialah kedalaman tertinggi yang dapat dicapai oleh bucket tanpa memberi beban pada mesin.

Tabel 4. 3. Faktor koreksi (BFF) untuk Excavator.
=====================================================
Material                                                             BFF (%).
-----------------------------------------------------------------------------------------
-
Tanah dan tanah organic                                       80   -    110
Pasir dan Kerikil                                                 90   -    100
Lempung keras                                                     65    -      95
Lempung basah                                                    50    -     90
Batuan dengan peledakan buruk                         40    -     70
Batuan dengan peledakan baik                            70   -      90
=====================================================
Sumber : Construction Methods and Management, 1998.

Tabel 4. 4. Faktor swing penggalian dan sudut putar.
==========================================================

Kedalaman


Sudut Putar (º)

Optimum (%)
45º
60º
75º        90º
120º
150º
180º
--------------------------------------------------------------------------------------------------

40
0,93
0,89
0,85
0,80
0,72
0,65
0,59
60
1,10
1,03
0,96
0,91
0,81
0,73
0,66
80
1,22
1,12
1,04
0,98
0,86
0,77
0,69
100
1,26
1,16
1,07
1,00
0,88
0,79
0,71
120
1,20
1,11
1,03
0,97
0,86
0,77
0,70
140
1,12
1,04
0,97
0,91
0,81
0,73
0,66
160
1,03
0,96
0,90
0,85
0,75
0,67
0,62
==========================================================
Sumber : Peurifoy, 1996.

Contoh soal 1:
Backhoe digunakan untuk melakukan penggalian lempung keras. Kapasitasnya 1,6 m³. rata-rata kedalaman penggalian : 5,6 m dengan maksimum kedalaman penggaliannya : 8 m, sudut putar alat : 75º.
Berapa produktivitas Backhoe jika efisiensi kerja 50 menit/jam ?

BFF (table 4. 3.) untuk lempung keras : 68 85 %, gunakan 80 %,
Waktu siklus (table 4. 1.) adalah 0,462 menit,
Prosentase kedalaman = 5,6 m /8 m = 0,7 atau 70 % ;        S = 1,05 Produktivitas Backhoe :                                               60
Q =  1,6 x -------- x  1,05 x 0,8  x 50/60 0,462
=  145,45 m³/jam.


Untuk mengetahui kedalaman optimum, pada berbagai ukuran bucket (feet), dan kondisi kerja & tata laksana dapat dilihat pada table-tabel berikut :

Tabel 4. 5. Kedalaman Optimum pada beberapa ukuran bucket.
=============================================================
Jenis material                                       Ukuran bucket (cu yd)
3/8       ½      ¾      1      1,25      1,50      1,75      2      2,5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tanah lembab/
Lempung pasir                     3,8     4,6    5,3     6,0     6,5        7,0       7,4       7,8     8,4
Pasir & kerikil
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tanah biasa baik                   4,5     5,7    6.8     7,8     8,5        9,2       9,7      10,2   11,2
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tanah liat, baik
Keras, basah                     6,0     7,0     8,0     9,0    9,8      10,7      11,5     12,2   13,3
=============================================================

Tabel 4. 6. Kondisi Kerja dan Tata Laksana.
==========================================================

Kondisi
Kondisi Tata Laksana

Pekerjaan
baik sekali              baik
sedang
buruk
--------------------------------------------------------------------------------------------------

Baik sekali
0,84
0,81
0,76
0,70
Baik
0,78
0,75
0,71
0,65
Sedang
0,72
0,69
0,65
0,60
Buruk
0,63
0,61
0,57
0,52
==========================================================

Table 4. 7. Faktor Pengisian Bucket.
============================================
Material                                        Faktor Pengisian
--------------------------------------------------------------------------
Pasir dan Kerikil                              0,90    -    1.0

Tanah
biasa
0,80
-    0,90
Tanah
liat keras
0,65
-    0,75
Tanah
liat basah
0,50
-    0,60
Batu pecahan baik
0,60
-    0,75
Batu pecahan buruk
0,40
-    0,50
============================================
Sumber : Rochmanhadi, 1985.

Kapasitas Produksi Excavator (Backhoe) :


q x  3.600 x  E
Q  =  -----------------------  …………………………….  (3. 1)



dimana,


Cm

Q = produksi per jam (m³/jam). q  = produksi per siklus (m³).
Cm = waktu siklus (detik). E = efisiensi kerja



Produksi per siklus (q) = q 1 x K  ………………………………  ( 3. 2.)

dimana :
q 1 = kapasitas munjung menurut spesifikasi, K  = faktor bucket

Tabel 3. 8. Faktor Bucket.
==========================================================
Kondisi Pemuatan                                           Faktor
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Menggali dan memuat dari stockpile atau material
Ringan              yang telah dikeruk oleh excavator lain, yang tidak     1,0    -    0.0 membutuhkan gaya gali dan dapat dimuat munjung
dalam bucket
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Menggali dan memuat stockpile lepas dari tanah yang lebih sulit untuk digali dan dikeruk tapi dapat dimuat hampir munjung.

Sedang
Pasir kering, tanah berpasir, tanah campur tanah liat
0,8   -   0,6

tanah liat, gravel yg belum disaring, pasir yg telah


memadat dsb, atau menggali dan memuat gravel


langsung dari bukit gravel asli.

--------------------------------------------------------------------------------------------------
Menggali dan memuat batu2 pecah, tanah liat yg keras, pasir campur krikil, tanah berpasir, tanah
Agak sulit       koloidal liat, tanah liat dgn kadar air tinggi, yang        0,6    -   0,5 telah stockpile oleh excavator lain.
Sulit untuk mengisi bucket dengan material tsb.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Bongkahan, batuan besar dgn bentuk tak teratur
Sulit              dgn ruang diantaranya batuan hasil ledakan, batuan    0,5    -     0,4 bundar pasir campur tanah liat, tanah liat yg sulit
dikeruk dengan bucket.
==========================================================
Sumber : Rochmanhadi, 1985.

Waktu siklus Cm.


Cm = waktu gali waktu putar  x 2 + waktu buang …………. (3. 3.)


dimana,
      waktu gali biasanya tergantung pada kedalaman gali dan kondisi galian.

Tabel 3. 9. Waktu Gali.
==========================================================
Kondisi/                        ringan                  sedang                  agak sulit               sulit Kedalaman gali
--------------------------------------------------------------------------------------------------

0
-    2 m
6
9
15
26
2
-    4 m
7
11
17
28
4
-  lebih
8
13
19
30
==========================================================
Sumber : Rochmanhadi, 1985.
      waktu putar tergantung dari sudut putar dan kecepatan putar. Tabel 3. 9. Waktu Putar (detik).
=================================
Sudut Putar                    Waktu Putar
------------------------------------------------------- 45º  -   90º          4          -                                          7
90º  -   180º                      5    -    8
=================================

      waktu buang tergantung pada kondisi pembuangan material (detik).
-      pembuangan ke dalam Truck : 4  -  7
-      ke tempat pembuangan     :  3   -   6.


Tabel 3. 10. Efisiensi Kerja.
==========================================================

Kondisi

Pemeliharaan Mesin

Operasi Alat
Baik sekali
Baik         Normal          Buruk
Buruk sekali
--------------------------------------------------------------------------------------------------

Baik sekali
0,83
0,81
0,76
0,70
0,63
Baik
0,78
0,75
0,71
0,65
0,60
Normal
0,72
0,69
0,65
0,60
0,54
Buruk
0,63
0,61
0,57
0,52
0,45
Buruk sekali
0,52
0,50
0,47
0,42
0,32
==========================================================
Sumber : Rochmanhadi, 1985.

Perapihan Tebing.

3600
A = (lebar bucket - 0,3 m) x panjang perapihan x --------- x E ……(3. 4.)
Cm



dimana,
A
: produksi per jam (m²/jam)

Cm
: waktu siklus

E
: effisiensi kerja.

a.          waktu siklus (Cm) :

waktu siklus = waktu perapihan + waktu travel.

Panjang perapihan waktu perapihan  =  ----------------------------
Kecepatan perapihan


Tabel 3. 11. Kecepatan Perapihan Medan.
============================================
Panjang tebing (m)           Kecepatan perapihan (m/detik)
-------------------------------------------------------------------------- 0    -           0,5       0,20
0,5  -     1                                          0,10
1    -     2                                          0,08
2    -     4                                          0,05
4    -  lebih                                      0,02
--------------------------------------------------------------------------
Sumber : Rochmanhadi, 1985.

b.        Effisiensi kerja  : berkisar antara 0,2  -  0,4.

Pemadatan :


3600
A = (lebar bucket  - 0,3 m) x panjang bucket  x -------- x E
Cm
…………………………….. (3. 5.)

a.        waktu siklus :
waktu siklus = waktu pemadatan x jumlah pemadatan + waktu travel
waktu pemadatan  =  4  -  7 detik. jumlah  pemadatan =  2  -  3
waktu travel           =  8  -  12 detik.

Untuk menghitung produksi per-jam kombinasi perapihan dan pemadat an (yang biasanya digunakan pada perapihan tebing kanal) maka wak tu travel tidak ditambahkan pada waktu siklus produksi trimming - (m²/jam).


Produksi perapihan x produksi pemadatan  Q  = ---------------------------------------------------------
Produksi perapihan + produksi pemadatan
b.        effisiensi kerja :  berkisar antara  0,2     -    0,4  contoh soal 2:
Berapa produksi Bacvkhoe, dengan kondisi : kapasitas bucket 1,75 cuyd meng- gali tanah biasa, swell 43 %, dalam pemotongan 6 feet, sudut swing 90º, kon disi pekerjaan dan tata laksana sedang.

Jawaban :
Ukuran bucket 1,75 cuyd, dalam keadaan munjung  = ± 2 cuyd, swell 43 % Jadi kapasitas bucket = 2 / 1,43 = 1,39 BCY (bucket cubic yard).
Waktu siklus :  pengisian bucket            =  7 detik
angkat beban & swing  =  10 detik. dumping (pembuangan) =  5 detik. swing kembali          =  5 detik. waktu tetap, percepatan =  4 detik.
Jumlah       = 31 detik atau 0,5 menit.
Banyaknya trip : T = 60 / 0,5 = 120 trip /jam. Produksi teoritis = 1,39 BCY /trip x 120 trip /jam
= 166,8 BCY.
Faktor koreksi :
Effisiensi kerja  =  50 min /jam                 = 0,84 Kondisi kerja & tata lakasana sedang                                          = 0,65
Faktor swing & kedalaman galian, tanah biasa = 9,7 feet Kedalaman optimum : 6,0 / 9,7 x 100 %  = 60 % Swing 90º        = 0,91
Faktor pengisian                                           = 0,85
Faktor  koreksi total : Fk = 0,84 x 0,65 x 0,91 x 0,85 = 0,42

Sehingga Produksi per-jam = 166,8 BCY/jam x 0,42
=  70,06 BCY/jam.







Yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian Backhoe adalah :
1.      Mobilisasi backhoe ke lokasi kerja.
2.      Kondisi lokasi dan jenis pekerjaan.
3.      Waktu yang tersedia dalam penyelesaian pekerjaan.


4.      Pengadaan suku cadang.
5.      Jangkauan attachment dari Backhoe.



3.  2.  POWER SHOVEL.


Power Shovel merupakan peralatan yang memiliki kemampuan hampir sa ma dengan Backhoe, hanya saja Power Shovel baik sekali bila digunakan untuk melakukan penggalian. Pemuat yang tanpa bantuan alat lain. Alat ini digunakan terutama pada penggalian tebing yang lebih tinggi dari tempat kedudukan Power Shovel. System pengendalian dari Power Shovel sama dengan Backhoe yakni de ngan system cable dan hydraulic.











3.  2. 1. GERAKAN DASAR SHOVEL.


Power Shovel mempunyai enam gerakan dasar, yaitu :
1.      Gerakan Pengangkat Utama guna mengangkat dipper bucket melalui materi


al yang digali.
2.      Gerakan tenaga tambahan, guna menggerakkan dipper stick (gerakan kedepan dipper stick).
3.      Gerakan kebelakang dipper stick untuk melepaskan diri dari material.
4.      Gerakan menaikkan sudut Boom.
5.      Gerakan Swing (ayun) yang digerakkan oleh kendali tersendiri baik melalui kontrol kabel maupun hidolik.
6.      Gerakan maju dan mundur.

3. 2. 2. UKURAN SHOVEL.


Ukuran Power Shovel ditentukan oleh besarnya bucket. Ukuran menurut standarisasi PCSA {Power Crane and Shovel Association) ialah 3/8, ½, ¾, 1, 1,25; 1,50; 2.0; 2,50 dan 2,75 cuyd.
Sedangkan dimensi jangkauan dan kemampuan Power Shovel disesuaikan de ngan PCSA..

3. 2. 3. PERHITUNGAN PRODUKSI SHOVEL.


Menghitung produksi pada alat ini sama dengan menghitung produksi pada Backhoe, karena cara kerja maupun faktor yang mempengaruhinya tidak jauh ber beda.




3. 3.  DRAGLINE.


Dragline merupakan Excavator dengan attachment berbeda yang berfungsi sebagai penggali dan langsung mengangkat serta memuatnya kedalam Truck atau tempat lain. Ia memiliki jangkauan lebih panjang sesuai boom yang dipergunakan


dan kapasitas yang lebih besar dari Clamshell.

Untuk melakukan penggalian diperlukan dua kabel dari Excavator, yaitu : Hoist dan digging. Kemampuan menggali Dragline tidak besar dari bucketnya yg berbentuk seperti pengki (serok) raksasa yang terbuat dari baja yang berat. Oleh karenanya Dragline berfungsi hanya untuk tugas penggalian pada kondisi tanah tidak terlalu keras, ulet, lepas dan clay seperti pada penggalian dari kedalaman su ngai, saluran irigasi atau drainage dimana tanah yang digali /dikeruk merupakan tanah lumpur atau tanah lunak. Sehingga hanya cocok digunakan untuk menggali tanah di suatu kedalaman, karena alat ini beroperasi diatas permukaan tanah.


3.  3. 1. GERAKAN DASAR DRAGLINE.


Pada prinsipnya gerakan dasar dari Dragline adalah :
1.      Menggali/mengisi bucket dengan cara menarik kabel.
2.      Mengangkat bucket dengan cara mengendorkan kabel dan boom tetap
3.      Swing ke tempat pembuangan
4.      Dumping dengan posisi lokasi di depan/belakang boom
5.      Kembali ke tempat permulaan penggalian.

Pada umumnya sudut boom (K) dioperasikan mencapai sudut 40º, pada sudut ini dapat ditentukan dimensi jangkauannya dalam berbagai ukuran bucket. Dimensi jangkauan ini dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 3. 12. Dimensi Jangkauan Dragline.
==========================================================
Ukuran bucket (cuyd)
Uraian                                    ¾               1              1,25             1,75              2
-----------------------------------------------------------------
( feet )
--------------------------------------------------------------------------------------------------

Radius bongkar (A)
30
35
36
45
53
Tinggi bongkar (B)
17
17
17
25
28
Kedalaman galian (C)
12
16
19
24
30
Jangkauan gali       (D)
40
45
46
57
68
Panjang boom        (J)
35
40
40
50
60
Panjang bucket    (L)
11’6”
14’8”
11’10”
13’1”
14’0”
==========================================================
Sumber : Peurifoy, 1985.

Dimensi Dragline lebih besar 50 % dari Power Shovel pada ukuran yang sama. Terdapat 3 jenis bucket Dragline yang diklasifikasi berdasarkan beratnya :
1.      Light bucket (bucket ringan).
Jenis ini dipakai untuk penggalian tanah lepas atau material kering yang mudah digali.


2.      Medium bucket (bucket sedang).
Biasa digunakan untuk penggalian dengan kondisi material yang lebih sulit untuk digali : tanah liat, pasir padat dan kerikil berbutir kecil.
3.      Heavy bucket (bucket berat).
Pada jenis ini biasanya ujung-ujung bucket diberi lapisan perkerasan, karena jenis ini difungsikan sebagai alat penggali batu-batuan pecah atau material kasar lainnya.

Dalam menetukan produksi, Dragline ini sangat tergantung pada faktor-faktor :
a.        Jenis Material.                                 f.  Kondisi pekerjaan.
b.        Kedalaman galian.                          g.  Kondisi tata laksana.
c.        Sudut swing.                                  h.  Ketrampilan Operator.
d.        Ukuran dan jenis bucket.              i.  Ukuran alat pengangkut.
e.        Panjang boom.                                j.  Kondisi fisik Dragline.

Ukuran bucket ditentukan oleh keadaan tanah dan kapasitas pekerjaan. Untuk mendapatkan output/hasil yang baik dari Dragline dinyatakan dalam m³/jam tanah asli, maka harus diperhatikan ukuran bucket dan jenis material. Seperti terlihat pada table berikut ini :
Table 3. 13. Ukuran bucket dan Jenis Material.
==========================================================
Jenis Material                                    Ukuran bucket (m³)
0,29    0,38    0,57    0,76    0,95    1,12    1,33    1,53    1,91

--------------------------------------------------------------------------------------------------
Lempung lembab/
1,5
1,7
1,8
2,0
2,1
2,2
2,4
2,5     2,6
Lempung berpasir
53
72
99
122
149
168
187
202    233
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Pasir & kerikil
1,5
1,7
1,8     2,0
2,1
2,2
2,4
2,5     2,6

49
69
95    122
141
160
180
195    225
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Tanah biasa
1,8
2,0
2,4
2,5
2,6
2,7      2,8
3,0    3,2
Keadaan bagus
42
57
81
104
127
147    162
177   204
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Tanah keras
2,2
2,5
2,7
2,8
3,1
3,3
3,5
3,6     3,8

27
42
69
85
104
123
139
150    177
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Lempung basah
2,2
2,5
2,7
2,8
3,1
3,3
3,5
3,6
3,8

15
32
42
58
73
85
100
112
135
==========================================================
Sumber : Peurifoy, 1996.


3.  3. 2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DRAGLINE.


Dragline sangat baik untuk menggali material lepas yang biasanya mudah dalam pengerjaannya. Material yang mempunyai sifat tersebut antara lain : pasir


kering, kericak, tanah liat basah dan tanah yang tidak mengandung air.

Alat ini akan effektif jika digunakan untuk menggali/mengeruk saluran iri- gasi dan drainasi. Untuk pekerjaan ini badan Dragline berada di atas permukaan galian dan alat menggali material/boomnya berada beberapa feet di atas tempat badan Dragline.

Faktor yang mempengaruhi produksi alat ini ialah :

1.        Memperkecil sudut swing (spt. Shovel) dan kedalaman penggalian. Besarnya pengaruh dari faktor tersebut dirangkum dalam table 3. 14.

Tabel 3. 14. Besarnya Pengaruh Swing dan Kedalaman Gali
==========================================================

Kedalaman



Sudut Swing (º)

( % )
30
45
60
75          90
120
150
180
--------------------------------------------------------------------------------------------------

20
1,06
0,99
0,94
0,90
0,87
0,81
0,75
0,70
40
1,17
1,08
1,02
0,97
0,95
0,83
0,787
0,72
60
1,24
1,13
1,06
1,01
0,97
0,88
0,80
0,74
80
1,29
1,17
1,09
1,04
0,99
0,90
0,82
0,76
100
1,32
1,17
1,09
1,03
0,98
0,90
0,81
0,77
120
1,29
1,17
1,09
1,03
0,98
0,90
0,81
0,76
140
1,25
1,14
1,06
1,00
0,96
0,88
0,81
0,75
160
1,20
1,10
1,02
0,97
0,93
0,85
0,79
0,73
180
1,15
1,05
0,98
0,94
0,90
0,82
0,76
0,71
200
1,10
1,00
0,94
0,90
0,87
0,79
0,73
0,69
==========================================================
Sumber : Peurifoy, 1996.

2.      Kondisi tata laksana / manajemen.
Pada kondisi ini Dragline sama dengan Shovel, sehingga untuk menghitung Produksi Dragline dapat dilihat pada table 3. 6. diatas.
3.      Ukuran bucket dan panjang boom.
Untuk hasil yang baik maka pemilihan ukuran dan tipe bucket harus disesuaikan dengan kemampuan Excavator dan berat material yang akan diangkat.





3.  3. 3.    PERHITUNGAN PRODUKSI DRAGLINE.


Setelah dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi Drag- line, maka kita akan dapat menghitung produksinya secara teliti.



Contoh soal 3:
Tentukan taksiran produksi Dragline dalam keadaan :
Kapasitas bucket = 2 cuyd; panjang boom = 60 feet; berat bucket = 4.800 lb. Sudut swing 90º dengan radius 38 feet;
Digunakan untuk menggali lempung berpasir, berat material = 2.700 lb/lcy. Pemotongan 6,4 feet.

Perhitungan :
Kapasitas bucket = 2,4 lcy/ 100 + 27 %  =  1,89 BCY Kondisi keamanan kerja :
Berat material = 2,4 x 2700  =  6.480 lbs. Berat bucket         = 4.800  lbs.
Berat total      = 11.280 lbs.
Maksimum safe load dapat dilihat pada grafik (Kapasitas Muatan Bucket). Terlihat pada load radius 38 feet ialah sebesar ± 17.000 lbs. karena berat total
11.280 lbs < 17.000 lbs (maks. safe load) maka Dragline dalam keadaan aman. Waktu siklus yang ideal diperkirakan 0,5 menit/siklus atau 2 putaran/menit. Produksi maksimum teoritis  = 1,89 x 2 x 60 = 226,8 CY-BM
Faktor koreksi :
-    Effisiensi kerja siang                          = 0,83
-    Kondisi kerja dan tata laksana : baik = 0,75 Faktor swing dan kedalaman galian.
-    Pemotongan optimum untuk lempung berpasir = 8.0
-    Feet dalam pemotongan                                     = 6,4 feet
Jadi presentase kedalaman maksimum = 6,4/80 x 100% = 80 % Dengan sudut swing 90º, faktor swing dan kedalaman galian = 0,99. Faktor muat diambil rata-rata = 0,70
Faktor  koreksi total  = 0,83 x 0,75 x 0,99 x 0,70 = 0,43
Jadi taksiran produksinya ialah : 226,8 x 0,43 =  97,524 CY-BM /jam.


3.  4.  CLAMSHELL.


Clamshell merupakan Excavator yang dimodifikasi dari Dragline, yaitu mengganti drag bucket dengan clamshell. Alat ini cocok digunakan untuk peker jaan penggalian pada tanah /material lepas seperti lumpur, pasir, kerikil maupun batu pecah. Clamshell bekerja dengan menjatuhkan bucket secara vertical dengan kekuatan berat sendiri, lalu mengangkatnya secara vertical pula dan melakukan gerakan swing untuk menumpahkan material di tempat yang telah ditentukan.

Gerakan vertical dalam menggali dan mengangkat tergantung posisi sudut boom yang digunakan.

Bucket Clamshell yang digunakan dilapangan terdapat dalam berbagai ukuran dan mempunyai dua macam jenis :


Light bucket, untuk mengangkat material ringan tanpa perlengkapan gigi dujung bucket, dan Heavy bucket untuk penggalian yang dilengkapi dengan gigi yang dapat dilepas pada ujung-ujungnya.
Kapasitas bucket dihitung berdasarkan 3 macam ukuran :
1.      Kapasitas bucket pada posisi bocket terendam air (posisi digantungkan se- tinggi permukaan air).
2.      Kapasitas bucket, dimana material terisi rata setinggi permukaan atas Clamshell.
3.      Kapasitas munjung dari bucket.

Hal-hal lain pada prinsipnya hampir sama dengan pengoperasian Dragline.



Gambar 3. 4 : Clamshell dan jenis bucket yang dipergunakan.





3.  5.  LOADER.


Loader adalah alat yang digunakan untuk mengakat material yang akan di muat ke dalam Truck dan/atau tempat lain untuk membuat timbunan material.
Pada bagian depan Loader terdapat bucket sehingga alat ini disebut Front-end


Loader, leher bucket Loader yang kaku itu digerakkan oleh kabel atau hidrolik. Tenaga gali horizontal (bucket rata dengan tanah) bersumber dari gerakan prime movernya. Sedangkan kabel atau hidraulik digunakan hanya untuk mengangkat, menurunkan dan memindahkan bucket.

Saat loader menggali, bucket didorongkan pada material, jika bucket telah penuh traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya membong kar material. Seperti alat-alat lain, loader juga menggunakan tractor sebagai mo- vernya.

Ditinjau dari prime movernya, loader terbagi dua jenis :
1.      Loader yang menggunakan penggerak crawler tractor(traxcavator).r
2.      Loader yang menggunakan pengerak wheel tractor.

3.  5. 1.  KARAKTERISTIK LOADER.


Untuk menggerakkan bucket, Loader sekarang banyak dibuat dengan ken dali hidraulik dan dilengkapi dengan tangan-tangan (arms) yang kaku. Untuk ka pasitas munjung penuh dari bucket sangat bervariasi : ¼  - 24 cuyd. Oleh sebab itu Loader berukuran 5 cuyd-lah yang paling banyak dioperasikan.

Bucket terpasang secara permanent pada tractor, yang ukurannya disesuai kan dengan tractornya agar bila bucket diisi penuh tractor tidak terguling kedepan Sebagai contoh, bila kapasitas bucket B dengan faktor keamanan terhadap guling 2, maka berat loader T = 2B dan diperbesar 40 % - 60 % (rata-rata 50 %), dgn demikian berat traktor harus 1,5 T atau kira-kira 3 kali berat bucket dalam kead daan penuh.
Bucket Loader direncanakan dapat membongkar muatan sampai ke tinggi- an 8 - 15 feet, ketinggian ini cukup aman diangkat ke atas Truck. Antara posisi membongkar dan memuat diperlukan jarak tertentu. Keharusan adanya jarak ini sering kali menimbulkan masalah, maka bila jarak itu terbatas, biasanya diguna- kan traxcavator (crawler tractor) yang sifatnya lebih fleksibel.

Loader paling sering digunakan untuk membersihkan lapangan, baik sebe- lum atau sesudah pekerjaan selesai, dan akan bekerja optimal pada posisi datar. Juga kadang dijumpai pada kombinasi Dozer Loader dan Dumptruck untuk ba han hasil galian atau untuk timbunan. Fungsi lainnya untuk m,enggali pondasi ba sement yang agak lebar, sesuai badan traktornya. Dapat pula digunakan untuk mengangkat material hasil ledakan , tempat pengambilan batu, dll.


Penggunaan Loader :
Front-End Loader umumnya dipakai untuk melaksanakan pekerjaan :
1.      Loading.
Sebagian besar pemakaian loader dipergunakan untuk keperluan loading di mana dalam pelaksanaan loading ini lebih menguntungkan digunakannya


wheel loader type.
Pekerjaan loading ini terdiri dari penyekopan, mengangkat, berputar dan pe- numpahan material yang dapat berupa pasir, kerikil, crushed stone atau shaft rock, baik dari stock pile atau ke dalam alat pengangkut.

2.      Hauling.
Rubber tired loader sangat baik untuk pemindahan material lepas pada jarak pendek kea lat pengangkut, hoppers dan sebagainya.
Kemampuan bergerak mundur dengan kecepatan tinggi memungkinkan cycle time yang lebih pendek terutama untuk sudut putar lebih kecil dari 90º, sedang putaran sampai 180º diperlukan tambahan waktu 0,05 - 0,10 menit. Travel time tergantung dari pada kecepatan rata-rata maju dan mundurnya un tuk satu jarak dari terrain.

3.      Excavating.
Crawler dan Heavy duty wheel type loader sangat baik pula untuk banyak pe kerjaan penggalian. Dalam melakukan pekerjaan penggalian suatu lubang da lam tanah, maka diperlukan jalan keluar terutama untuk pengangkutan hasil galian.
Loader dalam hal ini lebih menguntungkan daripada Dozer, karena kemampu annya disamping mendorong dan mengumpulkan material galian juga mampu untuk mengangkat hasil galian dan menumpahkannya kedalam Truck.
Selain itu loader dapat pula dilengkapi dengan ripper atau scarifier, dimana alat ini dapat membongkar material keras baik tanah, batuan maupun perke- rasan jalan berupa perkerasan biasa, aspal beton maupun PC concrete.

4.      Clearing dan Clear-up.
Loader ini juga selalu dapat bertugas untuk mengumpulkan, mengangkat dan membuang sisa-sisa pembuangan ataupun sisa-sisa pembongkaran.
Loader juga mempunyai kemampuan untuk merobohkan bangunan-bangunan kecil dan pohon-pohon kecil, batuan-batuan, akar-akaran dan dapat pula dibe ri perlengkapan lainnya seperti winch.

3.  5. 2.  PRODUKSI LOADER.


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan produksi loader tentunya tidak terlepas dari faktor operator, feasibility dan job effisiensi yang su dah dibahas pada bab terdahulu. Disamping itu ada faktor-faktor lain yang khu sus seperti :


a.    Bucket Fill Factors.

Bucket fill factors didifinisikan sebagai pembanding kemampuan bucket dan LCM (load cubic meter) untuk menerima suatu material dibandingkan rated bucket capacity :

Rated Bucket Capacity x Bucket Fill Factor = Bucket Payload dan LCM

Besarnya faktor Bucket fill factor untuk suatu material disajikan dalam daftar dibawah ini.

Tabel 3. 15. Bucket Factors.
===========================================
Material                                                  Factors (%)
-------------------------------------------------------------------------
Mixed moist aggregate                             95    -     100
Uniform aggregate s/d dia. 3 mm            95    -    100
Diameter  3 mm s/d 9 mm                     85    -     95
Diameter  12 mm s/d 20 mm                 90    -     95
Lebih besar dari dia. 25 mm               85    -     90
Moist Loam                                             110   -    120
Soil, Boulder, Roads                              80    -    100
Cemented materials                                 85    -     95
Blasted : - Well                                      80    -    95
- Average                                75    -     80
-  Poor                                      60    -     65
=========================================
Sumber : Construction Equipment Guide, 1991

b.      Cycle time.

Dalam sistem perhitungan ada perbedaan antara crawler dan wheel type Loader. Untuk crawler ada pembatasan yang jelas yaitu :
Total cycle time = Load time + Manuver time + Travel time + Dump time. Sedang pada wheel loader dikenal Basic cycle time dan adjusmentnya aki bat pengaruh jarak dan jenis material, bentuk, penumpukan dan hubungan kerja sama antara loader dengan alat angkutnya serta jumlah yang diangkut

1.    crawler loader.

Loading time :            Tabel 3. 16. Loading Time
=====================================
Material                                                  menit
---------------------------------------------------------------
Uniform Aggregate                          0,03  -  0,05
Moist Mixed Aggregate                    0,04  -  0,06
Moist Loam                                       0,05  -  0,07
Soil, Boulder, Roads                       0,05  -  0,20
Cemented materials                          0,10  -  0,20
======================================
Sumber : Caterpillar Performance Handbook, 1993.

Manuver Time :


Termasuk dalam manuver time adalah basic travel, 4-perubahan arah dan waktu putar yang besarnya 0,22 menit.



Travel Time :


Termasuk dalam travel time ini adalah, hauling dan return time.
Max useable push = (berat loader sendiri + beban muatan saat hauling
+ tanpa beban pada waktu return) x traction factor.
Dari hasil perkalian ini dengan chart drawbar pull, dapat dicari kecepat annya sehingga travel time dapat dihitung.

Dump Time :


Dump time ini ditentukan oleh ukuran dan kemampuan sasaran penum pahan, yang besarnya bervariasi antara 0,08 - 0,10 menit.
Untuk penumpahan pada pembangunan jalan, besarnya dump time ter- sebut berkisar antara 0,04 - 0,07 menit.


2.      wheel loader.

Basic cycle time dari wheel loader (articulated frame) adalah : Loading time + Manuver time = ± 0,04 menit, dengan loads capacity 3 m³.

Adjustment lain :


Tabel 3. 17. Faktor penambahan dan pengurangan untuk CT (menit).
=============================================
Material                                                                   faktor
-----------------------------------------------------------------------------
Kondisi tanah :
Berbutir campuran                                                       + 0,02
Diameter < 3 mm                                                       + 0,02
Diameter  3 - 20 mm                                                 -  0,02
Diameter  20 - 150 mm                                                  0
Diameter  > 150 mm                                                  + 0,03
Kondisi tanah asli/lepas                                               + 0,04
-----------------------------------------------------------------------------
Timbunan :
Timbunan dengan tinggi > 3 m                                       0
Timbunan dengan tinggi < 3 m                                  + 0,01
Pembongkaran dari truck                                             + 0,02
------------------------------------------------------------------------------
Lain-lain :
Pengoperasian tetap                                                    -  0,04
Pengoperasian tidak tetap                                           + 0,04
Target sedikit                                                              + 0,04
Target berisiko                                                             + 0,05


==============================================
Sumber : Caterpillar Performance Handbook, 1993.

Travel Time :


Perhitungan travel time dal wheel loader dapat diperoleh dengan perto longan grafik Rimpull Speed, dimana :
Rimpull = Weight x Total Grade (%) dari grafik Rimpull Speed diperoleh pemakaian gear dan speed, yang selanjutnya akan diketahui

jarak angkut           jarak kembali                jarak Travel time = ----------------- +  -------------------- = --------------

speed angkut          speed kembali          kecepatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar